Gawat Darurat:

(+6221) 6-684-686

Waspada DBD

Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sejak awal tahun 2019 meningkat signifikan. Hal ini terjadi lantaran Indonesia tengah dilanda musim hujan. Seperti diketahui, DBD menjadi wabah tahunan saat memasuki periode musim hujan.

Kementerian Kesehatan mencatat, sejak awal Januari sampai minggu ketiga Februari 2019, DBD telah merenggut nyawa sebanyak 207 jiwa.

Selama dua bulan terakhit telah terjadi kasus DBD sebanyak 23.305 kasus. Kasus terbanyak yakni di Jawa Barat mencapai 3.957 kasus. Meski Jawa Barat menjadi sebaran kasus DBD paling tinggi, tingkat kematian akibat DBD di Jabar mencapai 18 jiwa.

Di urutan kedua, kasus DBD diduduki oleh Jawa Timur dengan 3.074 kasus. Tercatat sebanyak 52 warga Jawa Timur meninggal dunia akibat virus dengue tersebut. Kemudian diurutan ketiga Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan korban jiwa sebanyak 25 orang.

Sementara itu di urutan keempat ditempati oleh DKI Jakarta dengan 1587 kasus DBD. Meski begitu Kementerian Kesehatan menyatakan tidak ada korban meninggal duia akibat DBD di ibukota.

Data Kemenkes melaporkan, setidaknya 40 orang terjangkit DBD setiap harinya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Anung Sugihantono, menyatakan, jumlah kasus DBD tahun ini meningkat dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

Diakui Anung, tingginya kasus DBD di Indonesia, mayoritas disebabkan oleh kondisi syok dan terganggunya homeostasis atau karakteristik dari suatu organisme untuk mengatur kondisi internal tubuh manusia.

"DBD memengaruhi homeostasis karena ada kebocoran pembuluh darah sehingga akan mengakibatkan gangguan keseimbangan dalam homeostasis cairan yang beredar dalam tubuh," ujar Anung.

Dikatakan Anung Kemenkes, telah mengeluarkan surat edaran kepada semua Gubernur di Indonesia tentang kesiagaan menghadapi peningkatan kasus DBD. Hasilnya, 420 Kabupaten dan Kota melaporkan adanya peningkatan kasus DBD di wilayahnya.

sumber : trubus.id